BLUE

Monday, November 7, 2011

| | |
Making Color and Color Trends

Pembuatan warna tidak lepas dari peran pigmen, yang merupakan penyuplai warna pada seni.
PIGMEN merupakan bubuk kering dengan campuran air, lilin dan minya yang memberikan efek pada suatu permukaan.
Penggunaan banyak atau tidaknya sebuah pigmen akan mempengaruhi hasil dari sebuah prestasi.

Penerapan pigmen sudah dari zaman Palaeolithic, dimana pada saat itu manusia purba menggunakan pigmen dari alam untuk membuat lukisan di gua mereka.

Pigmen yang digunakan masih pada warna-warna yang ditemukan disekitar mereka, antara lain merah, kuning dan ochers.

Pada Journal New Scientist dikatakan Pigmen Putih ditemukan dengan cara memanaskan tulang sampai suhu 400 derajat celcius.

Peradaban lain yang menggunakan pigmen pada jaman dahulu adalah bangsa China, yang pada 770-256 BC sudah menemukan pigmen warna merah yang diambil dari sari CINNABAR.
Mereka menggunakan pigmen merah dan hitam untuk melukis sutra.

sutra kuno dari China

pigment warna Cinnabar









Art and Alchemy

Perkembangan Pigmen di belahan dunia bagian barat lebih pesat, dikarenakan adanya kepercayaan orang yang kuat pada wizard dan magic pada daerah tersebut.
Wizard dan magic pada penerapannya menggunakan warna-warna tertentu untuk ritual mereka.
Pigmen pada jaman itu diambil dari tumbuhan, tetapi seiring berjalannya waktu ditemukan pigmen VERMILLION yang merupakan campuran dari berbagai macam bahan kimia atau merupakan pigmen yang tidak diambil dari alam.

Penerapan pigmen pada saat itu sangat susah, bahan yang digunakan sangat susah untuk dicampur sehingga para pengguna pigmen tidak dapat menggunakannya dengan cepat.

Pada Abad ke 15, sebuah lukisan tentang Gypsy Madonna menggunakan pigmen untuk membuat warna-warna produksi.
sedangkan lukisan Madonna Benois oleh Da Vinci menggunakan pigmen lebih sedikit tetapi memperlihatkan kedalaman dari lukisan tersebut.
Gypsy Madonna
Madonna of Benois by Leonardo Da Vinci


ZAMAN RENAISANCE minyak menjadi pilihan utama untuk membuat sebuah karya lukis, karena memiliki suatu esensi yang berbeda.
Ultramarine dan putih menjadi warna favorit.
Pigmen yang digunakan kembali ke pigmen warna alami, karena perkembangan pigmen buatan kurang pesat dan monoton.

Pada abad ke 20, pigmen putih memakai campuran dari senyawa titanium dioxide.
Perekembangannya pigmen menjadi lebih kental dengna campuran polymer dan bahan organik lainnya seperti pthalocyannines / pthalos yang berasal dari acrylic.

0 comments:

Post a Comment