--Chapter 2—
What Do You See?
Bagaimana cara menggunakan warna secara efektif? Yaitu dengan mengetahui cara kerja warna.
Isaac Newton membuat teori tentang cahaya dan warna. Pada zaman itu masyarakat hanya menganggap 2 warna yaitu terang dan gelap. Terang diwakili dengan merah, sedangkan gelap diwakili oleh warna biru dan hitu. Melihat dinamika masyarakat tersebut, memicu Newton untuk bereksperimen, ia mencampurkan warna Hitam dan Putih yang kemudian memunculkan warna abu-abu.
Foto campuran putih dan hitam.
Pada abad ke 17 Ilmuwan mulai bereksperimen dengan cahaya yang disinarkan pada prisma, mereka kemudian menemukan spectrum warna yang dengan urutan-urutan warna tertentu.
Kemudian Newton mendalilkan bahwa cahaya terdiri dari partikep yang disebut CORPUSCLES.
Corpuscles |
Wilhem Rontgen menemukan sinar x-ray.
Para ilmuwan kemudian membuat sebuah kesimpulan bahwa cahaya terdiri dari 2 macam, yaitu cahaya yang bisa dilihat dan cahaya yang tidak dapat dilihat secara kasat mata.
TRIOMATHIC THEORY
Pada abad 19 Thomas Young berpendapat bahwa mata kita harus berisi sel-sel yang peka terhadap rangsangan cahaya.
Teori triomatric adalah teori yang mendalilkan bahwa semua warna yang kita lihat adalah percampuran dari warna merah, kuning, dan biru (red, yellow, and blue).
Rontgen |
ADDICTIVE AND SUBSTRACTIVE COLOR.
Apa yang disebut dengan warna adiktif? Warna adiktif adalah warna-warna yang dihasilkan dari cahaya elektromagnetik. Warna pokok nya adalah warna merah, hijau, dan biru (red, green, blue (RGB)). Jika dicampurkan warna-warna tersebut membentuk warna putih.
Percampuran warna-warna menggunakan cahaya (additive mixing) sudah diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya warna yang kita lihat pada televise, atau computer kita.
Lalu apa yang dimaksud dengan warna substraktif? Warna substraktif adalah warna pada kehidupan nyata, yang diwakili oleh warna primer biru, merah, kuning (cyan, margenta, and yellow (CMY)). Percampuran warna-warna primer ini akan membentuk warna hitam.
CAHAYA DAN MATA
Retina kita terdiri dari kerucut-kerucut yang berguna untuk menafsirkan warna. L-cones peka terhadap warna merah, M-cones peka terhadap warna hijau, dan S-cones peka terhadap warna biru. Warna-warna yang masuk dalam mata kita dibedakan berdasar panjangnya sensitifitas gelombang penerimaannya pada retina, warna merah 570nm, hijau 535nm, serta biru 435nm.
Bagian dari retina yang sangat peka terhadap warna disebut photoreceptor.